Mahfud MD, menyatakan bahwa pemilihan Sabang dan Merauke sebagai tempat awal kampanye Pilpres 2024 memiliki pesan tertentu. Menurut Mahfud, pilihan tersebut mencerminkan tekad pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk mengamalkan pembangunan ekonomi secara merata di seluruh wilayah Indonesia.
Sebagaimana diketahui, calon presiden nomor urut 3 memulai kampanye perdananya di Merauke, Papua. Mahfud menyatakan bahwa Sabang dan Merauke memiliki ikatan emosional sebagai bangsa yang berasal dari desa, hal ini tercermin dalam lirik lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”.
“Kami berkomitmen untuk meratakan pembangunan ekonomi. Tujuan kami adalah mengakhiri kemiskinan di Indonesia. Selain itu, kami berkomitmen untuk mewujudkan kepastian dan perlindungan hukum bagi seluruh elemen bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Mahfud dalam kampanye di Sabang, Aceh.
Calon wakil presiden tersebut menjelaskan bahwa alasan lain pemilihan Sabang dan Papua adalah karena Ganjar-Mahfud berkomitmen sepenuhnya kepada Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa. Mahfud menekankan bahwa hal ini juga mencakup penghargaan terhadap adat dan kearifan lokal di seluruh negeri.
Dalam rangka kampanyenya, Mahfud menyoroti niat pasangan calon nomor urut 3 untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji dan tenaga pendidik keagamaan lainnya. Mahfud menambahkan bahwa mereka juga bercita-cita untuk mewujudkan pemerataan kualitas pendidikan nasional.
Ganjar-Mahfud mengusung program unggulan, yaitu peningkatan gaji untuk guru ngaji. Mahfud menjelaskan bahwa sebagai negara dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki sekitar 1 juta guru ngaji. Ia juga memberikan contoh bahwa di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, terdapat 1.500 guru ngaji.
Meski demikian, Mahfud menyatakan bahwa guru ngaji selama ini belum mendapatkan apresiasi yang seharusnya. Menurutnya, guru ngaji dan tenaga pendidik keagamaan memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak anak-anak, sehingga seharusnya mereka mendapatkan penghargaan yang layak.
“Mas Ganjar telah mengambil inisiatif di Jawa Tengah dengan memberikan hibah lebih dari Rp 1 triliun untuk insentif guru ngaji dan pendidik keagamaan lainnya. Kebijakan ini akan diperluas ke tingkat nasional, di mana setiap guru ngaji dan pendidik keagamaan di seluruh Indonesia akan menerima insentif sebesar Rp 1 juta per bulan. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan fasilitas BPJS Kesehatan,” ujar Mahfud.