Blog Post

Gerakan > Internasional > Daftar Sekutu Iran yang Siap Menyerang Israel
Daftar Sekutu Iran yang Siap Menyerang Israel

Daftar Sekutu Iran yang Siap Menyerang Israel

Spread the love

 

Daftar Sekutu Iran yang Siap Menyerang Israel
Daftar Sekutu Iran yang Siap Menyerang Israel

Iran mengancam Israel dengan pembalasan setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran. Haniyeh meninggal di sebuah wisma negara di Iran saat menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Massoud Fezeshkian.

Ancaman Iran meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Sekutu Israel, seperti Amerika Serikat dan negara lain, siap “membantu” negara Zionis tersebut. Alasannya untuk menjaga perdamaian di Timur Tengah.

Lalu bagaimana dengan Iran? Meski belum ada pernyataan resmi. Namun, ada beberapa organisasi yang memiliki hubungan dekat dan diketahui siap memberikan dukungan kepada Iran jika terjadi perang dengan Israel.

Iran mendapat dukungan kuat dari puluhan ribu pejuang di Irak, Suriah, Lebanon, Yaman, dan Jalur Gaza. Ini adalah kelompok yang menerima dukungan, senjata, dan pelatihan dari Teheran.

Iran telah menggunakan kelompok-kelompok ini untuk menyerang musuh-musuh regional, termasuk Israel, dan dapat memobilisasi mereka jika pembunuhan Soleimani memicu konflik bersenjata, yang akan memperluas medan perang.

1. Pemberontak Houthi di Yaman

Pemberontak Syiah Yaman, yang dikenal sebagai Houthi, menguasai wilayah utara dan merebut ibu kota Sanaa pada tahun 2014. Tahun berikutnya, koalisi pimpinan Saudi bergabung dalam perjuangan untuk mendukung pemerintah.

Perang tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang dan menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Arab Saudi menganggap Houthi sebagai proksi Iran, dan negara-negara Barat serta pakar PBB menuduh Teheran menyediakan senjata kepada pemberontak, termasuk rudal jarak jauh yang ditembakkan ke Arab Saudi.

Baca Juga : Daftar 4 Organisasi Sekutu Iran Siap Bantu Serang Israel

Iran mengakui dukungannya terhadap pemberontak, namun menyangkal adanya kelompok militan. Sejak koalisi memasuki perang, Houthi tetap bersikap defensif dan menargetkan ibu kota Saudi, Riyadh, dengan rudal jarak jauh.

Tahun lalu, serangan pesawat tak berawak yang memblokir pipa minyak utama di Arab Saudi menyebabkan serangan udara di ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, yang diklaim mengakibatkan korban sipil.

2. Hizbullah di Lebanon

Milisi ini, yang diterjemahkan menjadi ‘Partai Tuhan’ dalam bahasa Arab, dibentuk oleh Garda Revolusi Iran selama perang saudara di Lebanon pada tahun 1980an. Saat ini, kelompok tersebut adalah salah satu organisasi militan paling efektif di kawasan ini, yang memperluas pengaruh Iran ke Israel.

Hizbullah dibentuk untuk melawan Israel setelah invasi Lebanon tahun 1982. Hizbullah mengobarkan perang gerilya melawan pasukan Israel selama 18 tahun, yang akhirnya memaksa Israel menarik diri dari Lebanon pada tahun 2000.

Enam tahun kemudian, Hizbullah terlibat dalam konflik sengit selama sebulan dengan Israel yang mengakibatkan kebuntuan. Saat ini, kelompok tersebut memiliki ribuan pejuang yang sangat terlatih dan disiplin, serta puluhan ribu roket dan rudal yang dapat menjangkau jauh ke dalam wilayah Israel.

Hizbullah telah beroperasi bersama pasukan pemerintah di Suriah selama lebih dari enam tahun, meningkatkan pengalaman tempur dan memperluas pengaruhnya. Kekuatan Hizbullah di Lebanon melebihi kekuatan militer negara tersebut dan merupakan bagian dari aliansi politik yang saat ini memimpin pemerintahan dan parlemen.

3. Hamas dan Jihad Islam di Palestina

Iran telah lama mendukung kelompok militan Palestina, termasuk Hamas di Jalur Gaza, dan khususnya kelompok Jihad Islam yang lebih kecil. Hamas telah mengalami ketegangan dengan Iran sejak pemberontakan Musim Semi Arab tahun 2011 dan telah kehilangan bantuan jutaan dolar setiap bulannya.

Teheran dilaporkan terus melanjutkan dukungan militernya kepada kelompok bersenjata Hamas. Ketegangan di Jalur Gaza meningkat setelah Israel membunuh seorang komandan Jihad Islam bulan lalu, yang memicu pertempuran singkat selama dua hari. Hamas, yang merundingkan gencatan senjata dengan Israel melalui mediator Mesir, tidak terlibat dalam konflik tersebut.

Hamas, dikutip oleh AP, sedang menghadapi krisis keuangan yang parah dan tampaknya menerima sebagian besar dukungannya dari Qatar dan kemungkinan besar tidak akan mendukung Teheran dalam konflik regional. Namun Jihad Islam, yang masih marah dengan pertempuran baru-baru ini, mungkin tertarik untuk bergabung dalam konflik tersebut dengan meluncurkan roket.

4. Kataeb Hizbullah dan Organisasi Badr Irak

Iran melatih, mendanai, dan memperlengkapi milisi Syiah di Irak yang berperang melawan pasukan AS setelah invasi tahun 2003, dan memobilisasi mereka untuk melawan kelompok ISIS satu dekade kemudian.

Kelompok-kelompok ini termasuk Asaib al-Haqq, Kataeb Hezbollah, dan organisasi Badr, yang dipimpin oleh orang-orang yang memiliki hubungan dekat dengan Soleimani, pemimpin Pasukan Quds Iran. Serangan yang juga menewaskan Soleimani itu juga menewaskan pemimpin Kataeb Hizbullah Abu Mahdi al-Muhandis.

AS menyalahkan kelompoknya atas kematian seorang kontraktor AS dalam serangan roket terhadap pangkalan militer Irak pekan lalu dan membalasnya dengan serangan udara yang menewaskan 25 pejuang. Milisi ini adalah anggota Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF), sebuah kelompok milisi Syiah yang dimasukkan ke dalam tentara Irak pada tahun 2016, dan memiliki total kekuatan lebih dari 140.000 orang.

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *